BEBEK PETELUR

Sabtu, 18 Agustus 20120 komentar


Telur bebek bebek meiliki nilai protein yang lebih tinggi dari pada telur ayam. Sehingga banyak orag lebih memilih telur bebek untuk dijadikan jamu (obat). Namun, kelangkaan telur bebek menjadi kendala bagi peminatnya untuk dikonsumsi. Hal ini menegaskan bahwa telur bebek memiliki prospek yang jauh lebih tinggi untuk dijadikan lahan usaha. Bukan hanya telurnya yang dapat menghasilkan uang, tetapi daing dan kotoranya pun dapat dimanfaatkan. Dagingnya untuk dikonsumsi menjadi makanan yang lezat, dan kotoranya dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk dapat meraih sukses dalam usaha peternakan bebek, seorang calon pembudidaya bebek harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek, pemeliharaan bebek Dara dan pemeliharaan bebek petelur.
Itik Indonesia mula-mula berasal dari Jawa. Itik jenis ini umumnya disebut itik Jawa, karena tersebar dan berkembang di berbagai daerah di Pulau Jawa. Berbagai jenis itik lokal dikenal penamaannya berdasarkan wilayah asal dan sifat morfologis seperti itik Alabio, itik Tegal dan itik Mojosari. Itik yang banyak dibudidayakan antara lain itik Tegal, itik Mojosari, itik Bali, itik Alabio dan itik Maros, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Kepala kecil leher agak panjang.
  2. Paruh agak pipih dan tipis.
  3. Badan kuat bentuk bulat panjang, berdiri tegak lurus ke atas seperti botol bir.
  4. Warna bervariasi, warna dominan coklat muda dengan warna kaki kuning, hitam atau kemerahan.
  5. Berat betina rata-rata 2 kg dan berat jantan rata-rata 2,5 kg.
  6. Produksi telur 200-300 butir/ tahun dengan berat rata-rata 70 gram.
Itik Unggul lokal
Itik Mojosari merupakan salah satu itik petelur unggul lokal yang berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Itik ini berproduksi lebih tinggi dari pada itik Tegal. Itik Mojosari berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan tradisional maupun intensif. Bentuk badan itik Mojosari relatif lebih kecil dibandingkan dengan itik petelur lainnya, tetapi telurnya cukup besar, enak rasanya dan digemari konsumen. Ciri-ciri itik Mojosari, antara lain:
  1. Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas.
  2. Warna paruh dan kaki hitam.
  3. Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg.
  4. Produksi telur rata-rata 230-250 butir/tahun.
  5. Berat telur rata-rata 65 gram.
  6. Warna kerabang telur putih kehijauan
  7. Masa produksi 11 bulan/tahun.
Itik Mojosari yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif. Setelah umur 7 bulan produksinya mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi.
Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi untuk bertelur sebesar 2.970 kilo kalori per kg. Kualitas telur yang dihasilkan cukup baik dilihat dari ukuran, warna kuning telur, tebal kerabang dan kekentalan putih telurnya. Berat telurnya rata-rata sekitar 64,5 gram per butir. Kualitas itik Mojosari juga dapat dilihat dari tingkat kematian yang hanya 0,75% dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan parasit.
Pakan bebek
Pakan bebek dari limbah agroindustri cukup melimpah namun masih jarang digunakan untuk pakan bebek. Limbah yang cukup besar potensinya sebagai bahan pakan diantaranya adalah onggok dan kulit ari biji kedelai (Kleci)serta Pakan bebek juga dapat berasal dari dedak yang dicampur nasi. Onggok adalah sisa pemerasan umbi ubi kayu untuk mendapatkan pati. Satu ton ubi kayu dapat menghasilkan 114 kg onggok. Kulit ari biji kedelai adalah limbah dari pengupasan biji kedelai. Potensi kulit ari kedelai atau kleci sangat besar karena pada proses pembuatan tempe selalu dihasilkan limbah kulit ari biji kedelai. Sedangkan tempe dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Beberapa kendala dalam pemanfaatan limbah agroindustri sebagai ransum unggas adalah tingginya kandungan serat kasar serta adanya protein yang sulit dicerna. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan bebek dari limbah agroindustri adalah dengan melakukan fermentasi. Fermentasi ini bisa dilakukan secara sederhana dan mudah diadopsi oleh peternak. Pemanfaatan bahan pakan bebek dari limbah agroindustri dapat mengurangi biaya pakan.
Untuk membuat pakan ternak tersebut, teman – teman dapat mencoba teknologi berikut ini. Sebagai contoh adalah pembuatan ransum sebanyak 10 kg bahan. Jika ingin membuat lebih banyak tinggal mengalikan sesuai kelipatan yang diinginkan. Bahan yang diperlukan adalah 1,5kg Kleci, 1,5 kg Onggok, 4kg Jagung dan 3 kg Menir Kedelai. Jadi perbandingannya 15% Kleci, 15% onggok, 40% jagung dan 30% menir kedelai. Aduklah bahan tersebut sampai merata kemudian lakukan proses fermentasi.
Ada dua cara fermentasi yaitu dengan Aspergillus niger atau dengan multi mikroba Untuk fermentasi dengan Aspergillus niger tempatkan 10 kg bahan ransum dalam ember besar dan tambahkan 8 liter air hangat. Aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit. Setelah agak dingin tambahkan 100 gram ragi tempe (Aspergillus niger) dan 100 gram urea, aduk kembali hingga merata. Kemudian tutup ember dan biarkan selama 3 hari. Selanjutnya pakan bebek dari limbah agroindustri sudah siap untuk diberikan pada bebek.
Pakan tambahan seperti daging, kerang ataupun jeroan ayam atau ikan dapat menambah nutrisi pakan pada itik sehingga hasil produksi telurnya juga akan semakin meningkat.
! KILIK SUBSRIDBE DAN KONFIRMASI !

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. EDUCATION - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger