BETERNAK IKAN LELE

Sabtu, 18 Agustus 20120 komentar

Ikan lele mudah untuk dikenali, warnanya yang kecoklatan, memiliki sungut dan memiliki patil yang berbisa, apalagi soal rasanya yang nikmat, membuat ikan lele banyak digemari oleh masyarakat. Ikan lele memiliki habitat di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.
Ikan lele merupakan ikan yang menjanjikan keuntungan besar jika sukses mengambil peluang usaha ini. Kebanyakan orang memahami bahwa beternak ikan akan menguras waktu dan tenaga kita. Apalagi melihat kenyataan bahwa sekarang banyak peternak ikan yang salah memahami bahwa pakan ikan itu haruslah bikinan pabrik. Hal itu sebenarnya cerminan peternak ikan yang memiliki modal besar dan bisa mengembangkan budidaya perikanan yang kuat.
Budidaya ikan lele sangat menjanjikan. Keuntungan yang di dapat juga cukup besar. Namun, untuk mencapai kesuksesan itu diperlukan ketekunan dan langkah-langkah yang tepat agar tidak merugi. Hal mendasar yang harus kita pikirkan adalah lahan budidaya perikanan. Yang dimaksud dengan lahan ini tidak sekedar sebuah kolam dengan air yang selalu mengalir, tapi juga sebuah lahan yang membuat usaha perikanan kita dapat berjalan dengan mandiri. Lahan usaha kita sebaiknya juga menjadi tempat yang mendukung usaha kita.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanen maupun bak plastik (terpal). Usahakan air dapat mengalir mengalir. Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. Sedangkan pH yang dianjurkan adalah antara 6-9.
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran sesuai dengan lokasi. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang keluar/masuk.
Persiapan Kolam
a. kolam tanah (tradisional)
sebelum membuat kolam, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu antara jumlah bibit yang akan dipersiapkan, luas lahan yang dapat dijadikan kolam dan sirkulasi airnya. Setelah itu dapat dilakukan pencangkulan tanah dasar kolam dan ratakan dan membuat saluran irigasi air. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Kolam yang telah jadi masih mengandung penyakit yang dapat menghambat bahkan membunuh lele, untuk itu berikan kapur ke dalam kolam untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Kapur juga dapat memperbaiki kualitas pH kolam. Jika pH kolam terlalu rendah, sebaiknya jumlah kapurnya ditambah.
ikan lele yang baru ditanam, membutuhkan umpan yang lebih kecil. Untuk itu, bisa ditutupi dengan umpan alami yang lebih murah dan efisien. Salah satu bahan yang dapat dijadikan untuk makanan alami bibit ikan lele adalah dengan memberikan kotoran ternak ayam atau kotoran ternak lainya. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b. kolam tembok (permanen)
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam. Kolam tipe ini memiliki bentuk yang tetap dan lebih awet. Namun, membutuhkan biaya yang lebih besar. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
c. kolam plastik (terpal)
kolam plastik tidak seawet kolam tanah maupun kolam permanen, tetapi membutuhkan biaya yang lebih murah. Kolam plastic dibuat dengan mempersiapkan tempat dan sebuah kerangka yang membentuk persegi panjang, tingginya antara 1-1,5 meter. Seperti pada gambar dibawah ini;
kerangka itu juga bias berupa galian tanah, kemudian plastiknya diletakan di atas galian tersebut. setelah itu, prosesnya sama dengan pembuatan kolam tanah maupun tembok. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Penebaran Benih
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih perlakuan penyesuaian suhu dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
Pemberian Pakan
Untuk mempercepat pertumbuhan lele perlu pemberian makanan 2 kali setiap hari. Makanan lele dapat berupa pelet atau makanan buatan sendiri. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah atau jeroan ikan atau ayam yang lebih murah harganya dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1.
Pemanenan
Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 50 hari, dengan jumlah perkilonya antara 6-7 ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Namun, jika ingin lebih besar lg dapat dipelihara hingga umur lebih dari seratus hari, tergantung berapa ukuran yang diinginkan.
Budidaya lele di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Predator yang biasanya menyerang antara lain ular, burung atau predator lainnya. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.


! KILIK SUBSRIDBE DAN KONFIRMASI !

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. EDUCATION - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger