Sebuah tim peneliti internasional menganalisis hasil dari 34 penelitian yang melibatkan 2.011.935 orang untuk menyelidiki apakah kerja shift dikaitkan dengan kejadian vaskular utama.Shift kerja malam didefinisikan sebagai jam kerja yang tidak teratur atau tidak ditentukan, jadwal campuran. Penelitian juga melibatkan pekerja di bukan di malam hari untuk mendapat perbandingan.
Hasilnya, secara keseluruhan, yaitu sebanyak 17.359 memiliki koroner, sebanyak 6.598 mengalami serangan jantung dan 1.854 mengalami stroke iskemik disebabkan oleh kekurangan darah ke otak.
Sejumlah kejadian ini lebih umum di antara pekerja normal lainnya.
Kerja shift dikaitkan dengan 23% peningkatan risiko serangan jantung, 24% kenaikan kejadian koroner dan lima persen stroke ekstra.
Dia mengatakan program skrining dapat membantu mengidentifikasi dan mengobati faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol.'Pekerja shift harus dididik tentang gejala kardiovaskular dalam upaya untuk mencegah atau menghindari manifestasi klinis awal penyakit," tambahnya.
Dr Peter Coleman, Wakil Direktur Asosiasi Stroke Riset mengatakan "Itu fakta yang terkenal bahwa jam kerja tidak teratur bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita. Ini mengganggu jam tubuh dan seringkali dihubungkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko stroke.”
Posting Komentar